Sejarah Bandar Udara Internasional Jenderal Ahmad Yani di Semarang
Bandar Udara Internasional Jenderal Ahmad Yani di Semarang adalah salah satu bandara terpenting di negara Indonesia.
Dengan sejarah yang kaya dan panjang, bandara ini tidak hanya menjadi pintu gerbang udara bagi kota Semarang, tetapi juga merupakan simbol penghormatan terhadap salah satu pahlawan nasional Indonesia.
ALL ABOUT JAWA TENGAH akan membahas lebih dalam mengenai sejarah Bandar Udara Internasional Jenderal Ahmad Yani di Semarang, yuk simak lebih lanjut!

Asal-Usul dan Penamaan Bandar Udara
Bandar udara ini diberi nama untuk menghormati Jenderal TNI (Anumerta) Ahmad Yani (1922-1965), seorang pahlawan nasional yang gugur dalam peristiwa G30S/PKI. Awalnya, Bandar Udara Internasional Jenderal Ahmad Yani adalah pangkalan udara milik Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD).
Dikenal pula dengan nama Pangkalan Udara Kalibanteng, keberadaan bandara ini menunjukkan hubungan erat antara fungsi militer dan penerbangan sipil sejak awal pendiriannya.
Dukung Timnas Indonesia, Ayo nonton GRATIS pertandingan Timnas Garuda, Segera DOWNLOAD APLIKASI SHOTSGOAL
Transformasi Dari Pangkalan Militer ke Bandara Sipil
Pada tanggal 31 Agustus 1966, berdasarkan Surat Keputusan Bersama antara Panglima Angkatan Udara, Menteri Perhubungan, dan Menteri Angkatan Darat. Bandara yang semula hanya sebagai pangkalan udara militer dibuka untuk penerbangan komersial domestik.
Hal ini menandai awal beroperasinya Bandar Udara Jenderal Ahmad Yani sebagai bandara yang melayani masyarakat umum. Pada 1 Oktober 1995, pengelolaan bandara diserahkan kepada PT Angkasa Pura I. Hal ini menandai era baru dalam pengembangan fasilitas bandara menjadi lebih profesional dan modern.
Infrastruktur dan Peningkatan Kapasitas
Sejak dialihkelolakan, bandara mengalami berbagai tahap pengembangan terutama dimulai pada tahun 2004. Peningkatan panjang landasan pacu hingga 2.560 meter memungkinkan penerimaan pesawat berbadan besar yang lebih aman dan nyaman.
Pada Agustus 2004, bandara resmi memperoleh status internasional setelah Garuda Indonesia membuka rute penerbangan Semarang ke Singapura. Namun, rute tersebut sempat dihentikan akibat resesi global dan terus mengalami pergantian maskapai pengelola hingga beberapa kali.
Salah satu tonggak penting dalam pengembangan infrastruktur bandara adalah pembukaan terminal baru yang diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada 7 Juni 2018. Terminal baru ini memiliki luas 58.652 meter persegi dan kapasitas penumpang mencapai 6,5 sampai 7 juta per tahun.
Terminal ini terkenal dengan konsep “floating terminal” yang unik karena sebagian bangunannya mengapung di atas air, serta menerapkan prinsip eco-green dengan berbagai teknologi ramah lingkungan.
Baca Juga: Pantai Karang Jahe, Wisata Yang Wajib Dikunjungi di Jawa Tengah
Pertumbuhan dan Peran Strategis Bandara
Bandar Udara Jenderal Ahmad Yani merupakan salah satu bandara dengan pertumbuhan tercepat di dunia pada tahun 2018, menurut laporan internasional. Bandara ini melayani lebih dari 4.600 penumpang per hari. Dengan fasilitas termasuk apron yang dapat menampung 13 pesawat serta parkir kendaraan yang memadai untuk 1.200 mobil.
Selain melayani penerbangan domestik, bandara ini juga sempat melayani penerbangan internasional sebelum status internasionalnya dicabut pada tahun 2024 oleh Kementerian Perhubungan, sehingga saat ini fungsi utamanya tetap melayani penerbangan domestik.
Bandara ini melayani rute penerbangan penting, seperti ke Jakarta, Bali, Surabaya, dan kota-kota lain di Indonesia. Berbagai maskapai besar seperti Garuda Indonesia, Batik Air, Citilink, Lion Air, dan Super Air Jet aktif mengoperasikan penerbangan dari dan ke bandara ini, mendukung konektivitas regional dan nasional.
Aksesibilitas dan Transportasi Pendukung
Untuk meningkatkan kemudahan akses bagi penumpang, Bandara Jenderal Ahmad Yani didukung oleh berbagai moda transportasi. Layanan Trans Semarang melayani rute khusus yang menghubungkan bandara dengan berbagai titik penting di kota Semarang, sehingga memudahkan mobilitas penumpang dengan transportasi publik.
Selain itu, taksi bandara dan penyewaan mobil resmi juga tersedia untuk menunjang perjalanan para penumpang. Sejarah transportasi pendukung ini juga mengalami perkembangan seiring dengan pembaruan terminal di tahun 2018.
Insiden dan Catatan Keselamatan
Seperti bandara lain di Indonesia, Bandar Udara Jenderal Ahmad Yani pernah mengalami beberapa insiden penerbangan. Di antaranya adalah insiden kecelakaan yang menimpa pesawat-pesawat seperti Mandala Airlines pada masa lalu dan insiden pendaratan Wing Air.
Hal ini berakhir dengan kerusakan pada pesawat namun tanpa korban jiwa, pihak bandara selalu berupaya meningkatkan standar keselamatan melalui latihan rutin dan penerapan prosedur keamanan yang ketat.
Kesimpulan
Bandar Udara Internasional Jenderal Ahmad Yani di Semarang adalah sebuah simbol perjuangan, modernisasi, dan kemajuan transportasi udara di Jawa Tengah. Dengan pengembangan berkelanjutan yang menggabungkan teknologi ramah lingkungan dan fasilitas modern. Bandara ini terus memainkan peran strategis dalam mendukung perekonomian dan mobilitas masyarakat di Indonesia bagian tengah.
Buat kalian yang ingin mengetahui lebih banyak mengenai Jawa Tengah, baik dari tradisi, suku, budaya, kehidupan sehari-hari, wisata, dan kuliner, anda bisa kunjungi ALL ABOUT JAWA TENGAH.
Sumber Informasi Gambar:
- Gambar Pertama dari youtube.com
- Gambar Kedua dari rri.co.id