Jejak Kejayaan Masa Lalu: Sejarah Keunikan Candi Sewu di Jawa Tengah
Candi Sewu adalah salah satu peninggalan bersejarah yang terletak di Provinsi Jawa Tengah, Indonesia, tepatnya di Desa Bugisan.
Dengan nama yang berarti Seribu Candi, Candi Sewu merupakan kompleks candi Buddha terbesar kedua di Indonesia setelah Candi Borobudur, meskipun jumlah candi dalam kompleks ini tidak mencapai seribu.
Keberadaan Candi Sewu menjadi saksi bisu akan kejayaan peradaban masa lalu dan menjadi salah satu situs arkeologi yang penting di Indonesia, menawarkan wawasan yang mendalam mengenai sejarah dan kebudayaan pada masa kejayaan Kerajaan Mataram Kuno.
Sejarah Penemuan Candi Sewu
Candi Sewu diperkirakan dibangun pada abad ke-8 hingga ke-9 Masehi. Sekitar masa yang bersamaan dengan berdirinya Candi Prambanan yang merupakan candi Hindu terbesar di Indonesia. Candi ini dipersembahkan untuk ajaran agama Buddha Mahayana, berbeda dengan Candi Prambanan yang dipersembahkan untuk trimurti dalam ajaran Hindu.
Tempat Ini ditemukan kembali pada tahun 1800-an oleh para peneliti Belanda yang melakukan penelitian arkeologi di kawasan Prambanan.
Pada awal penemuannya banyak struktur bangunan yang telah tertimbun oleh tanah dan reruntuhan yang disebabkan oleh gempa bumi serta erosi alami. Namun, sejak tahun 1900-an, pemerintah Indonesia mulai melakukan upaya restorasi dan penggalian secara intensif untuk mengungkapkan kembali keindahan dan keunikan dari kompleks ini.
Pemugaran besar-besaran yang dimulai pada abad ke-20 berlanjut hingga saat ini, dan Candi Sewu kini menjadi salah satu situs warisan budaya yang dilindungi oleh UNESCO sebagai bagian dari Candi Prambanan.
Dukung Timnas Indonesia, Ayo nonton GRATIS pertandingan Timnas Garuda, Segera DOWNLOAD APLIKASI SHOTSGOAL
Struktur dan Arsitektur Candi Sewu
Candi Sewu adalah kompleks candi yang memiliki struktur lebih besar dan lebih luas dibandingkan dengan banyak candi Buddha lainnya di Indonesia. Kompleks ini terdiri dari 249 candi kecil yang tersebar dalam area sekitar 2 hektar. Dengan satu candi utama yang lebih besar yang menjadi pusatnya.
Candi utama ini memiliki arsitektur yang sangat mirip dengan Candi Prambanan. Dengan bentuk yang mencerminkan keindahan dan kemegahan gaya arsitektur Hindu-Buddha masa itu.
Candi-candi di Candi Sewu dibangun dengan batu andesit yang diambil dari gunung-gunung terdekat, dan setiap candi memiliki berbagai relief yang menggambarkan cerita-cerita dari ajaran Buddha, termasuk kisah-kisah dari kehidupan Sang Buddha dan ajaran moral yang penting dalam agama Buddha. Beberapa relief juga menggambarkan kisah dari Jataka, yang mengisahkan kehidupan lampau dari Buddha.
Relief pada dinding candi menggambarkan pengaruh kuat ajaran Buddha Mahayana yang mengutamakan kebajikan dan pencerahan spiritual. Terdapat pula ornamen-ornamen khas yang menggabungkan elemen-elemen arsitektur lokal dengan gaya India. Sebuah bukti dari pengaruh budaya lintas negara yang terjadi pada masa itu.
Baca Juga: Menelusuri Magelang, Pesona Kota Sejuta Bunga di Jantung Jawa Tengah
Keunikan Candi Sewu Jawa Tengah
Salah satu keunikan utama Candi Sewu adalah konsep tata letaknya yang mengadopsi pola mandala, yang dianggap suci dalam tradisi agama Buddha. Mandala sendiri adalah simbol alam semesta yang mencerminkan keharmonisan antara dunia fisik dan spiritual.
Tata letak ini tidak hanya menciptakan keseimbangan estetika. Tetapi juga menunjukkan pemahaman filosofis yang mendalam tentang hubungan antara umat manusia dengan alam semesta serta Sang Pencipta.
Selain itu, Candi Sewu juga memperlihatkan adanya interaksi antara dua tradisi besar agama di Nusantara pada masa itu: Hindu dan Buddha. Candi ini berdiri dalam satu kawasan yang sangat dekat dengan Candi Prambanan, yang merupakan candi Hindu.
Hal ini menunjukkan adanya hubungan yang erat antara dua agama besar di Indonesia pada masa itu. Dimana keduanya hidup berdampingan dan saling mempengaruhi dalam berbagai aspek kebudayaan, seni, dan filosofi.
Salah satu karakteristik lainnya adalah adanya candi-candi kecil yang mengelilingi candi utama, yang tidak ditemukan pada kebanyakan kompleks candi lainnya. Setiap candi kecil ini biasanya dipersembahkan untuk para arhat atau orang suci dalam agama Buddha, yang memperlihatkan tingkatan spiritual yang berbeda-beda.
Serta memberikan kesan bahwa kompleks Candi Sewu bukan hanya sebagai tempat ibadah. Tetapi juga sebagai tempat untuk mencapai pencerahan.
Peran Candi Sewu Dalam Sejarah
Candi Sewu, seperti halnya Candi Borobudur dan Candi Prambanan. Merupakan salah satu contoh penting dari kebudayaan Jawa pada masa kejayaan Kerajaan Mataram Kuno. Pada masa itu, agama Buddha Mahayana mendapatkan tempat yang signifikan di kerajaan ini, dan pembangunan candi-candi besar menjadi salah satu cara untuk memuliakan ajaran Buddha serta mempererat hubungan dengan kekuatan spiritual yang lebih tinggi.
Selain sebagai tempat ibadah dan meditasi. Candi Sewu juga memiliki fungsi sosial dan budaya. Komunitas Buddha yang berada di sekitar candi kemungkinan besar melakukan kegiatan keagamaan di sini, seperti perayaan dan upacara penting yang melibatkan seluruh masyarakat.
Keberadaan Candi Sewu dalam jaringan peradaban Hindu-Buddha di Nusantara juga mencerminkan tingkat perkembangan intelektual dan religius yang sangat tinggi pada masa itu.